Mendengar kata briket, kebanyakan orang akan langsung berfikir kepada batu bara. Sebenarnya briket tidaklah identik dengan bahan bakar karena definisi briket itu sendiri adalah suatu bahan yang berupa serbuk atau potongan – potongan kecil yang dipadatkan dengan menggunakan mesin press dengan dicampur bahan perekat sehingga menjadi bentuk yang solid. Dipasaran ada briket garam yang notabene bukanlah bahan bakar. Namun tidak dipungkiri briket memang menjurus kepada bahan bakar. Untuk jenis briket bahan bakar ini tergolong ke dalam dua kelompok besar yaitu briket batu bara dan briket biomasa. Berdasarkan bahan bakunya, briket biomasa terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, diantaranya briket tempurung kelapa, briket cangkang sawit, briket serbuk kayu / gergaji, briket ranting dan daun kering serta tidak menutup kemungkinan akan ada jenis – jenis briket biomasa lainnya.
Briket biomasa adalah energi alternatif yang ramah lingkungan. Bahan baku dari briket ini menggunakan limbah – limbah sisa produksi, baik itu rumah tangga, perkebunan maupun sampah dari proses alam, seperti daun – daun yang gugur. Manfaat briket adalah bisa menjadi pengganti bahan bakar minyak untuk pembakaran dan bisa menjadi pengganti arang aktif / arang kayu sehingga mengurangi proses pembabatan hutan, khususnya hutan bakau.
Mengapa bahan – bahan biomasa itu harus melalui proses pembriketan, mengapa tidak langsung dibakar saja ? Manfaat proses pembriketan adalah supaya didapatkan nilai kalor yang lebih tinggi jika dibandingkan jika bahan – bahan tersebut langsung dibakar. Bahan – bahan yang telah melalui proses pembriketan akan menjadi lebih padat sehingga nilai kalor bisa melebihi 5000 kal. Makin padat briket yang dibuat maka maka makin tinggi nilai kalornya dengan syarat komposisi bahan perekat harus sesuai.
0 komentar:
Posting Komentar